Agama dan kebudayaan Buddha
Sama
halnya dengan agama Hindu., agama Buddha pertama kali tumbuh di india, tepatnya
di India bagian timur laut sekitar tahun 500 SM. Agama ini berdasarkan pada
ajaran Siddharta Gautama yang dikenal sebagai Buddha atau seseorang yang telah mendapat pencerahan.
Agama
Buddha muncul sebagai reaksi terhadap dominasi golongan Brahmana atas ajaran
dan ritual keagamaan dalam masyarakat India. Menurut ajaran Buddha,
kesempurnaan (nirwana) dpat dicapai setiap orang tanpa harus melalui bantuan
pendeta atau kaum Brahmana.Setiap orang mempunyai hak dan kesempatan yang sama
untuk mencapai kesempurnaan tersebut, asalkan ia mampu mengendalikan dirinya
shingga terbebas dari smasara ( roda kelahiran dan kematian).
Keseluruhan
ajaran Buddha kemudian di bukukan dalam kitab Tripitaka. Kitab ini terdiri atas
tiga kumpulan tulisa, yakni Sutta
(suttnata) Pitaka, vinaya Pitaka, dan Abhidharma
pitaka. Sutta pitaka berisi kumpulan khotbah. Vinaya pitaka merupakan
aturan-aturan yang berkenaan dengan kehidupan pendeta. Abhidarma pitaka berisi
filosof, psikologi, klasifikasi, dan sistemasi doktrin. Dalam perkembangannya,
agama Buddha pecah menjadi dua aliran, yaitu aliran hinayana dan mahayana. Aliran
Hinayana mengajarkan bahwa untuk mencapai nirwana sangat tergantung pada usaha
diri mwlakukan meditasi.sementara itu, lairan Mahayana mengajarkan bahwa untuk
mncapai nirwana, setiap orang harus mengembangkan kebijaksanaan, dan sifat
welas asih (belas kasih).
Perkembangan
agama Buddha di India mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja
Ashoka dari Dynasti Maurya (274-232 SM). Pada pemerintahannya, Raja Ashoka
menetapkan Agama Buddha sebagai agama resmi negara.
Agam
Buddha kemudian dengan cepat berkembang dan diterima oleh masyarakat India. Hal
ini terutama disebabkan oleh bahasa yang digunakan Buddha untuk menyampaikan
siarannya, yaitu Bahasa Praktis. Bahasa Praktis adalah bahasa rakyat
sehari-hari, bukan bahas sansekerta yang anya dimengerti oleh kaum Brahmana.
Selain itu, agama Buddha bersifat non-eksklusif. Aritnya, agama Buddha bisa di
terima siapa saja dan tidak mengenal pembagian masyarakat atas kasta-kasta.
Agama Buddha juga tidak mengenal prbedaan hak antara pria dan wanita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar